Hari ini 2 kali terjebak macet.. penyebabnya sama aja.. DEMONSTRASI ^____^
Pagi berangkat kerja sudah terjebak macet para pen-demo, Sorenya kirain udah kelar demo-nya,, eh malah makin menjadi-jadi..
saking kesalnya saya lalu berpikir; perlukah demonstrasi? apa untungnya bagi orang-orang yang merasakan akibat 'negatif' nya (termasuk saya)? atau saya, dia dan semua yang mengeluhkan kemacetan ini; hanya sebagai "harga" yang dibayar demi kepentingan demonstrasi??...
Tokh akhirnya sampe rumah juga setelah di paksa berjemur akibat demo tadi, saya coba menanyakan sejarah dan asal usul demonstrasi sama si segala tahu (google), rupanya cuma sedikit informasi tentang asal mula demonstrasi.. yang paling memuaskan yang saya dapat hanyalah penjelasan tentang sistem pemerintahan DEMOKRASI yang memicu adanya DEMONSTRASI.
Secara garis besar, dalam sistem pemerintahan DEMOKRASI yang banyak biasanya tampil sebagai pemenang
Mungkin ini yang memicu orang untuk memilih demonstrasi sebagai sarana menyampaikan pendapat yang urgen (tentu urgent dalam pandangan para demonstran)
Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) membenanarkan ini, arti kata DEMONSTRASI dalam KBBI adalah Suatu upaya menyampaikan pendapat secara masal..
Saya cuma bisa termenung, mau bagaimana lagi; Indonesia negara Demokrasi, tentu saja demonstrasi jadi santapan empuk setiap orang, kelompok, golongan untuk menyampaikan pendapat. dan kita tidak bisa menghindarinya, malah mungkin kita pernah memilih ber-demonstrasi.. huff, jadi ingat waktu kuliah dulu, diajak demonstrasi.. semangat perjuangan tiba² muncul, kadang mengusung misi yang sangat penting, kadang juga ga tau apa² tentang esensi demo, tapi ikut ramai aja..
Jeleknya lagi, seringkali demonstrasi bukan lagi jadi sarana menyampaikan pendapat secara masal. tapi malah jadi kuda tunggangan oknum tertentu demi tujuan politis lah, atau tujuan² licik yang ga ada kaitan nya dengan niat para pen-demo.. yah itu lah Demonstrasi..
Semoga esok ga bertemu rombongan demonstran lagi,, capek kalo mesti jadi "harga" lagi...
Wednesday, January 25, 2012
Harga yang harus dibayar..
Thursday, January 12, 2012
Cukup 12 hari
Semua bulan selalu spesial. tapi Januari selalu terasa spesial bagi saya, mungkin karena januari selalu menjadi bulan pertama setiap tahun?!? (emang bisa diganti???), ato mungkin karena 'Januari'nya Glen Fredly (apa hubungan nya ya??)tapi yang pasti Januari selalu saya srasakan spesial..
Di Januari orang mulai merancang bagaimana mesti menjalani hari-hari panjang satu tahun kedepan, bahkan lebih maju lagi orang mulai berhati-hati melangkah untuk mewujudkan program-program jangka panjang 1 tahun.. sangat hati-hati sekali langkah awal tahun soalnya kata 'orang-orang pintar', awal yang baik menyelesaikan setengah perjalanan..
Hari ini sudah 12 hari saya lewati di bulan januari.. tapi sayang seribu sayang (pernah dengar dimana kata-kata itu ya??).. ya, sayang seribu sayang, bayang kelam dan eforia masa lalu seolah masih menutupi wajah saya untuk menapaki Januari dengan lebih tegap lagi.. Saya ingat waktu malam taon baru, saya nemu tulisan tentang ''Bulan Januari''' ;
Konon, katanya nama bulan Januari ini diambil dari nama salah satu dewa Yunani, namanya dewa JANUS, si Janus ini punya dua wajah.. satu kedepan, satunya lagi kebelakang. ini melambangkan tatapan masa lalu dan pandangan masa depan. belakangan, akibat ramalan-ramalan garis tangan dan zodiak, orang mulai membanding-bandingkan karakter Janus yang 'depan belakang' dengan orang yang lahir di bulan Januari.. ga tetap perdirian lah, suka main belakang lah, labil lah.. hufff.. emangnya yang lahir itu si Janus apa???
Intinya itulah januari ku, masih ada tatapan yang sering kali terarah sepenuhnya ke masa lalu..
Tapi semua cukup sampai hari ini.. cukuplah 12 hari untuk 'meratapi' masa kelam dan menyoraki 'eforia' 2011.
Saya sempat bertanya, kenapa mesti 12? kenapa bukan 19? seolah ada yang membisikan ke telinga saya.. 12 bulan di 2011 cukuplah di filter selama 12 hari, eh, ada lagi yang membisikan.. karena ini taon 2012.
12 hari cukup untuk melanjutkan rutinitas masa lalu. esok mesti baru>
Eh, konon katanya wajah kembar dewa Janus ternyata bisa dibedakan mana yang menatap kedepan dan mana yang menatap kebelakang; yang menghadap kedepan selalu terlihat Optimis dan selalu senyum.. sedangkan yang menatap kebelakang selalu terlihat muram dan sedih..
SO, KEEP ON SMILE!!